Laporan Praktikum
Fisika Dasar II
“Pembiasan Pada Prisma”
Disusun Oleh :
1.
Lika
anggraini (A1C315013)
2.
Nadya
rezita nurulhuda (A1C315015)
3.
Yuniarta
(A1C315026)
Asisten Dosen :
1. Ika Saputri ( A1C315013)
2. Sari Malinda (A1C315033)
Program Studi Pendidkan Fisika
Jurusan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jambi
2015
JUDUL : PEMBIASAN PADA PRISMA
BAB I
1.1 Latar Belakang
fenomena alam ini hanya mucul sehabis hujan. Begitu
indah sehingga banyka memberi inspirasi, tapi dari kaca mata sains pelangi
hanya sederhana merupakan fisiksa optik semata.
Kunci terjadinay pelangi adalah pembiasan cahaya.
Ketika dibiaskan, cahaya akan berubah arah. Biasanya pembelokkan ini terjadi
jika cahaya pindah dari medium satu ke medium yang lain, hal ini terjadi karena
cahaya bergerak dengan kecepatan ynag berbeda dengan medium yang berlainan.
Begitu memasuki prisma kaca, cahaya akan dibelokkan, begitu pula jika keluar
dari prisma kaca.
Selain membiaskna cahaya, prisma memisahkan cahaya
putih menjadi komponen warnanya. Warna cahaya yang berlainan ini berbeda
frekuensinya, sehingga memiliki kecepatan tempuh berbeda ketika memasuki suatu
zat. Cahaya yang kecepatannya rendah di dallam kaca akan dibelokkan lebih tajam
ketika pindah dari udara ke kaca, karena perbedaan kecepatannya berlainan. Tak
mengherankan jika komponen yang membentuk cahaya putih dipisahkan berdasarkan
frekuensinya ketika melewati kaca. Pada prisma cahaya akan dibelokkan dua kai
ketika masuk dan keluar sehingga penyebaran cahaya terjadi.
1.2 Tujuan
setelah
melakukan kegiatan ini, mahasiswa dapat :
a.
menelaskan
prinsip terjadinya pembiasan pada prisma.
b.
menghitung/menentukan
indeks bias prisma.
c.
menjelaskan
terjadinya dudut deviasi minimum pada prisma.
BAB II
2.1 Alat Dan Bahan
a.
prisma
b.
jarum
pentul
c.
busur
derajat
d.
mistar
e.
kertas
HVS
f.
karton
tebal
2.2 Prosedur Kerja
a.
Diletakkan
HVS di atas meja
b.
Selanjutnya
diletakkan pada prisma diatas kertas tersebut kemudian plotlah.
c.
Ditancapkan
jarum pentul P1, dan P2
di salah satu sisi prisma.
d.
Diintailah
jarum P1, dan P2
tersebut dari sisi prisma yang lain, kemudian ditanjapkan jarum pentul P2,
dan P4 sedemikian
rupa sehingga bayangan P1, dan P2 menjadi segaris.
e.
Perlahan-lahan
diangkatlah prisma tadi dan dihubungkan titik-titik tancap jarum pentul
tersebut.
f.
Dicabut
jarum-jarum dan dilengkapi garis garis tersebut.
g.
Kemudian
diukur dan diamati sudut-sudut yang terbentuk.
h.
Diulangi
langkah-langkah tadi untuk percobaan ke-2 dan ke-3 dengan posisi yang berbeda.
BAB III
3.1 Hasil
No
|
I1
|
r1
|
I2
|
r2
|
Dteori
|
Dpraktek
|
A
|
Keterangan
|
1
|
52◦
|
38◦
|
21◦
|
50◦
|
44◦
|
46◦
|
60◦
|
D=2I1-A
|
2
|
50◦
|
30◦
|
30◦
|
45◦
|
40◦
|
40◦
|
60◦
|
D=2I1-A
|
3
|
50◦
|
30◦
|
35◦
|
55◦
|
45◦
|
45◦
|
60◦
|
D=2I1-A
|
3.2 Pembahasan
Prisma adalah
benda bening (transparan) terbuat dari gelas yang dibatasi oleh dua bidang permukaan
yang membentuk sudut tertentu yang berfungsi menguraikan (sebagai pembias)
sinar yang mengenainya. Permukaan ini disebut bidang pembias dan sudut yang
dibentuk oleh kedua bidang pembias disebut sudet pembias. Cahaya yang melalui
prisma akan megalamai dua kali pembiasan, yaitu saat memasuki prisma dan
meninggalkan prisma. Jika sinar datang mula-mula dan sinar bias akhir
diperpanjang, maka keduanya akan berpotongan di suatu titik dan membentuk sudut
yang disebut sudut deviasi(foster.2002:70).
Sebelum
melakukan percobaan, kami menyiapkan latdan bahan yang akan digunakan,
selnajutnay kami melakukan percobaan sesuia prosedur kerja . percobaan ini kami
lakukan sebnayak 3 kai dengan megubah posisi arah datangnya sinar.
Untuk
menentukan nilai sudut deviasi dapat dirumuskan :
D=2I1-A atau
D=2I1+r2-A
Pada percobaan
pertama kami mendapatkan nilai sudut deviasi yang berbeda antara praktek dan
secara teori yakni teori=44◦ dan praktek=46◦. Pada percobaan yang kedua kami mendapatkan nilia sudut
deviasi yang samma antara teori dan praktek yaitu 40◦. Dan pad apercobaan ynagketiga kami mendapatkan nilai yang
sama pula untuk sudut deviasi prkatek dan teori yaitu 45◦.
Pada percobaan
ini terdapat perbedaan nilai sudut deviasi antara praktek dan teori. Hal ini
dapat terjadi dikarenakan :
a.
Kurang
tepatnya peletakkan jarum pentul pada saat pengamatan dilakukan.
b.
Penggambaran
sinar bias/sinar datang serta perpanjangannya yang kurang tepat atau
benar-benar lurus.
Kesimpulan
a.
Prisma
adalah benda bening (transparan) terbuat dari gelas yang dibatasi oleh dua
bidang permukaan yang membentuk sudut tertentu yang berfungsi menguraikan
(sebagai pembias) sinar yang mengenainya.
b.
Indeks
bias prima dapat dirumuskan :
N=
c.
Sudut
deiasi minimum terjadi jika sinar yang mealui prisma terjadi secara simetris
dengan perpanjangan sinar yang masuk dan keluar prisma akan diperoleh
perpotongan dan dsebut sudut deviasi.
d.
D=sudut
deviasi berharga minimum jika suudt datang pertama (I1) sam
e.
dengan
sudut bias kedua (r2).
Pertanyaan dan tugas
1.
Dari
data yang diperoleh bandingkan besar sudut deviasi antara hasil pengukuran
dengan harga sudut deviasi menggunakan rumus.
2.
Dari
kegiatan yang telah dilakukan, dengan sudut deviasi minimum berpakah akan
terjadi deviasi minimum
3.
Berdasarkan
besarnya sudut deviasi minimum yang diperoleh, hitunglah indeks bias prisma
yang digunakan pada percobaan ini
4.
Apakah
yang menantukan besarnya sudut deviasi dari suatu prisma
5.
Buatlah
kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan
Jawab
1.
Perbandingan
sudut deviasi (d) hasil pengukuran dengan menggunakan rumus.
Sudut deviasi hasil
pengukuran I (d)=460
Sudat deviasi dengan rumus
d=2(520)-600
d=1040 – 600
d=440
sudut deviasi hasil pengukuran II d=400
sudut deviasi dengan rumus
d=2(500)-600
d=1000-600
d=400
sudut deviasi hasil pengukuran III d=450
sudut deviasi dengan rumus
d=(500+550)-600
d=1050 - 600
d=450
2.
Sudut
deviasi minimum akan terjadi apabila sinar datang dari sudut sinar bias adalah
sama. Dalam praktikum yang dilakukan kami tidak mendapatkan nilai I1
dan R2 yang sama, namun ada yang mendekati yaitu pada percobaan 1
diperoleh I1=520 dan R2=500. Hal
ini hampir terjadi sudut deviasi minimum.
3.
4.
Sudut
deviasi dari suatu prisma bergantung pada besar sudut i1 dan r2, apabila i1 dan
r2 diubah maka berubah pula sudut deviasinya. Sudut deviasi terjadi ketika
i1=r2, berarti sudut datang pada permukaan pertama =sudut bias pada permukaan
kedua.
5.
*
Prisma merupakan benda bening (transparant) yang terbuat dari bahan gelas yang
dibatasi oleh 2 bidang permukaan yang membentuk sudut tertentu.
Laporan Praktikum
Alat-Alat Ukur
“Pembiasan Pada Prisma”
Disusun Oleh :
1.
Lika
anggraini (A1C315013)
2.
Nadya
rezita nurulhuda (A1C315015)
3.
Yuniarta
(A1C315026)
Asisten Dosen :
1. Ika Saputri ( A1C315013)
2. Sari Malinda (A1C315033)
Program Studi Pendidkan Fisika
Jurusan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jambi
2015
JUDUL : PEMBIASAN PADA PRISMA
BAB I
1.1 Latar Belakang
fenomena alam ini hanya mucul sehabis hujan. Begitu
indah sehingga banyka memberi inspirasi, tapi dari kaca mata sains pelangi
hanya sederhana merupakan fisiksa optik semata.
Kunci terjadinay pelangi adalah pembiasan cahaya.
Ketika dibiaskan, cahaya akan berubah arah. Biasanya pembelokkan ini terjadi
jika cahaya pindah dari medium satu ke medium yang lain, hal ini terjadi karena
cahaya bergerak dengan kecepatan ynag berbeda dengan medium yang berlainan.
Begitu memasuki prisma kaca, cahaya akan dibelokkan, begitu pula jika keluar
dari prisma kaca.
Selain membiaskna cahaya, prisma memisahkan cahaya
putih menjadi komponen warnanya. Warna cahaya yang berlainan ini berbeda
frekuensinya, sehingga memiliki kecepatan tempuh berbeda ketika memasuki suatu
zat. Cahaya yang kecepatannya rendah di dallam kaca akan dibelokkan lebih tajam
ketika pindah dari udara ke kaca, karena perbedaan kecepatannya berlainan. Tak
mengherankan jika komponen yang membentuk cahaya putih dipisahkan berdasarkan
frekuensinya ketika melewati kaca. Pada prisma cahaya akan dibelokkan dua kai
ketika masuk dan keluar sehingga penyebaran cahaya terjadi.
1.2 Tujuan
setelah
melakukan kegiatan ini, mahasiswa dapat :
a.
menelaskan
prinsip terjadinya pembiasan pada prisma.
b.
menghitung/menentukan
indeks bias prisma.
c.
menjelaskan
terjadinya dudut deviasi minimum pada prisma.
BAB II
2.1 Alat Dan Bahan
a.
prisma
b.
jarum
pentul
c.
busur
derajat
d.
mistar
e.
kertas
HVS
f.
karton
tebal
2.2 Prosedur Kerja
a.
Diletakkan
HVS di atas meja
b.
Selanjutnya
diletakkan pada prisma diatas kertas tersebut kemudian plotlah.
c.
Ditancapkan
jarum pentul P1, dan P2
di salah satu sisi prisma.
d.
Diintailah
jarum P1, dan P2
tersebut dari sisi prisma yang lain, kemudian ditanjapkan jarum pentul P2,
dan P4 sedemikian
rupa sehingga bayangan P1, dan P2 menjadi segaris.
e.
Perlahan-lahan
diangkatlah prisma tadi dan dihubungkan titik-titik tancap jarum pentul
tersebut.
f.
Dicabut
jarum-jarum dan dilengkapi garis garis tersebut.
g.
Kemudian
diukur dan diamati sudut-sudut yang terbentuk.
h.
Diulangi
langkah-langkah tadi untuk percobaan ke-2 dan ke-3 dengan posisi yang berbeda.
BAB III
3.1 Hasil
No
|
I1
|
r1
|
I2
|
r2
|
Dteori
|
Dpraktek
|
A
|
Keterangan
|
1
|
52◦
|
38◦
|
21◦
|
50◦
|
44◦
|
46◦
|
60◦
|
D=2I1-A
|
2
|
50◦
|
30◦
|
30◦
|
45◦
|
40◦
|
40◦
|
60◦
|
D=2I1-A
|
3
|
50◦
|
30◦
|
35◦
|
55◦
|
45◦
|
45◦
|
60◦
|
D=2I1-A
|
3.2 Pembahasan
Prisma adalah
benda bening (transparan) terbuat dari gelas yang dibatasi oleh dua bidang permukaan
yang membentuk sudut tertentu yang berfungsi menguraikan (sebagai pembias)
sinar yang mengenainya. Permukaan ini disebut bidang pembias dan sudut yang
dibentuk oleh kedua bidang pembias disebut sudet pembias. Cahaya yang melalui
prisma akan megalamai dua kali pembiasan, yaitu saat memasuki prisma dan
meninggalkan prisma. Jika sinar datang mula-mula dan sinar bias akhir
diperpanjang, maka keduanya akan berpotongan di suatu titik dan membentuk sudut
yang disebut sudut deviasi(foster.2002:70).
Sebelum
melakukan percobaan, kami menyiapkan latdan bahan yang akan digunakan,
selnajutnay kami melakukan percobaan sesuia prosedur kerja . percobaan ini kami
lakukan sebnayak 3 kai dengan megubah posisi arah datangnya sinar.
Untuk
menentukan nilai sudut deviasi dapat dirumuskan :
D=2I1-A atau
D=2I1+r2-A
Pada percobaan
pertama kami mendapatkan nilai sudut deviasi yang berbeda antara praktek dan
secara teori yakni teori=44◦ dan praktek=46◦. Pada percobaan yang kedua kami mendapatkan nilia sudut
deviasi yang samma antara teori dan praktek yaitu 40◦. Dan pad apercobaan ynagketiga kami mendapatkan nilai yang
sama pula untuk sudut deviasi prkatek dan teori yaitu 45◦.
Pada percobaan
ini terdapat perbedaan nilai sudut deviasi antara praktek dan teori. Hal ini
dapat terjadi dikarenakan :
a.
Kurang
tepatnya peletakkan jarum pentul pada saat pengamatan dilakukan.
b.
Penggambaran
sinar bias/sinar datang serta perpanjangannya yang kurang tepat atau
benar-benar lurus.
Kesimpulan
a.
Prisma
adalah benda bening (transparan) terbuat dari gelas yang dibatasi oleh dua
bidang permukaan yang membentuk sudut tertentu yang berfungsi menguraikan
(sebagai pembias) sinar yang mengenainya.
b.
Indeks
bias prima dapat dirumuskan :
N=
c.
Sudut
deiasi minimum terjadi jika sinar yang mealui prisma terjadi secara simetris
dengan perpanjangan sinar yang masuk dan keluar prisma akan diperoleh
perpotongan dan dsebut sudut deviasi.
d.
D=sudut
deviasi berharga minimum jika suudt datang pertama (I1) sam
e.
dengan
sudut bias kedua (r2).
Pertanyaan dan tugas
1.
Dari
data yang diperoleh bandingkan besar sudut deviasi antara hasil pengukuran
dengan harga sudut deviasi menggunakan rumus.
2.
Dari
kegiatan yang telah dilakukan, dengan sudut deviasi minimum berpakah akan
terjadi deviasi minimum
3.
Berdasarkan
besarnya sudut deviasi minimum yang diperoleh, hitunglah indeks bias prisma
yang digunakan pada percobaan ini
4.
Apakah
yang menantukan besarnya sudut deviasi dari suatu prisma
5.
Buatlah
kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan
Jawab
1.
Perbandingan
sudut deviasi (d) hasil pengukuran dengan menggunakan rumus.
Sudut deviasi hasil
pengukuran I (d)=460
Sudat deviasi dengan rumus
d=2(520)-600
d=1040 – 600
d=440
sudut deviasi hasil pengukuran II d=400
sudut deviasi dengan rumus
d=2(500)-600
d=1000-600
d=400
sudut deviasi hasil pengukuran III d=450
sudut deviasi dengan rumus
d=(500+550)-600
d=1050 - 600
d=450
2.
Sudut
deviasi minimum akan terjadi apabila sinar datang dari sudut sinar bias adalah
sama. Dalam praktikum yang dilakukan kami tidak mendapatkan nilai I1
dan R2 yang sama, namun ada yang mendekati yaitu pada percobaan 1
diperoleh I1=520 dan R2=500. Hal
ini hampir terjadi sudut deviasi minimum.
3.
4.
Sudut
deviasi dari suatu prisma bergantung pada besar sudut i1 dan r2, apabila i1 dan
r2 diubah maka berubah pula sudut deviasinya. Sudut deviasi terjadi ketika
i1=r2, berarti sudut datang pada permukaan pertama =sudut bias pada permukaan
kedua.
5.
*
Prisma merupakan benda bening (transparant) yang terbuat dari bahan gelas yang
dibatasi oleh 2 bidang permukaan yang membentuk sudut tertentu.
·
Sudut
deviasi minimum terjadi jika sinar melalui prisma secara simetris, dengan
persamaan:
·
Sudut
deviasi minimum terjadi jika sinar melalui prisma secara simetris, dengan
persamaan:



