Kamis, 27 Oktober 2016

Laporan Praktikum Fisika Dasar II "pembiasan Pada Prisma"

Laporan Praktikum
Fisika Dasar II
“Pembiasan Pada Prisma”
Disusun Oleh :
1.      Lika anggraini (A1C315013)
2.      Nadya rezita nurulhuda (A1C315015)
3.      Yuniarta (A1C315026)

Asisten Dosen :

1.      Ika Saputri ( A1C315013)
2.      Sari Malinda (A1C315033)


Program Studi Pendidkan Fisika
Jurusan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jambi
2015




JUDUL : PEMBIASAN PADA PRISMA
BAB I
1.1  Latar Belakang
fenomena alam ini hanya mucul sehabis hujan. Begitu indah sehingga banyka memberi inspirasi, tapi dari kaca mata sains pelangi hanya sederhana merupakan fisiksa optik semata.
Kunci terjadinay pelangi adalah pembiasan cahaya. Ketika dibiaskan, cahaya akan berubah arah. Biasanya pembelokkan ini terjadi jika cahaya pindah dari medium satu ke medium yang lain, hal ini terjadi karena cahaya bergerak dengan kecepatan ynag berbeda dengan medium yang berlainan. Begitu memasuki prisma kaca, cahaya akan dibelokkan, begitu pula jika keluar dari prisma kaca.
Selain membiaskna cahaya, prisma memisahkan cahaya putih menjadi komponen warnanya. Warna cahaya yang berlainan ini berbeda frekuensinya, sehingga memiliki kecepatan tempuh berbeda ketika memasuki suatu zat. Cahaya yang kecepatannya rendah di dallam kaca akan dibelokkan lebih tajam ketika pindah dari udara ke kaca, karena perbedaan kecepatannya berlainan. Tak mengherankan jika komponen yang membentuk cahaya putih dipisahkan berdasarkan frekuensinya ketika melewati kaca. Pada prisma cahaya akan dibelokkan dua kai ketika masuk dan keluar sehingga penyebaran cahaya terjadi.

1.2  Tujuan
setelah melakukan kegiatan ini, mahasiswa dapat :
a.      menelaskan prinsip terjadinya pembiasan pada prisma.
b.      menghitung/menentukan indeks bias prisma.
c.       menjelaskan terjadinya dudut deviasi minimum pada prisma.
BAB II
2.1 Alat Dan Bahan
a.      prisma
b.      jarum pentul
c.       busur derajat
d.      mistar
e.      kertas HVS
f.        karton tebal
2.2 Prosedur Kerja
a.      Diletakkan HVS di atas meja
b.      Selanjutnya diletakkan pada prisma diatas kertas tersebut kemudian plotlah.
c.       Ditancapkan jarum pentul P1, dan  P2 di salah satu sisi prisma.
d.      Diintailah jarum P1, dan  P2 tersebut dari sisi prisma yang lain, kemudian ditanjapkan jarum pentul P2, dan  P4 sedemikian rupa sehingga bayangan P1, dan  P2 menjadi segaris.
e.      Perlahan-lahan diangkatlah prisma tadi dan dihubungkan titik-titik tancap jarum pentul tersebut.
f.        Dicabut jarum-jarum dan dilengkapi garis garis tersebut.
g.      Kemudian diukur dan diamati sudut-sudut yang terbentuk.
h.      Diulangi langkah-langkah tadi untuk percobaan ke-2 dan ke-3 dengan posisi yang berbeda.
BAB III
3.1 Hasil
No
I1
r1
I2
r2
Dteori
Dpraktek
A
Keterangan
1
52
38
21
50
44
46
60
D=2I1-A
2
50
30
30
45
40
40
60
D=2I1-A
3
50
30
35
55
45
45
60
D=2I1-A

3.2 Pembahasan
Prisma adalah benda bening (transparan) terbuat dari gelas yang dibatasi oleh dua bidang permukaan yang membentuk sudut tertentu yang berfungsi menguraikan (sebagai pembias) sinar yang mengenainya. Permukaan ini disebut bidang pembias dan sudut yang dibentuk oleh kedua bidang pembias disebut sudet pembias. Cahaya yang melalui prisma akan megalamai dua kali pembiasan, yaitu saat memasuki prisma dan meninggalkan prisma. Jika sinar datang mula-mula dan sinar bias akhir diperpanjang, maka keduanya akan berpotongan di suatu titik dan membentuk sudut yang disebut sudut deviasi(foster.2002:70).
Sebelum melakukan percobaan, kami menyiapkan latdan bahan yang akan digunakan, selnajutnay kami melakukan percobaan sesuia prosedur kerja . percobaan ini kami lakukan sebnayak 3 kai dengan megubah posisi arah datangnya sinar.
Untuk menentukan nilai sudut deviasi dapat dirumuskan :
D=2I1-A   atau   D=2I1+r2-A
Pada percobaan pertama kami mendapatkan nilai sudut deviasi yang berbeda antara praktek dan secara teori yakni teori=44 dan praktek=46. Pada percobaan yang kedua kami mendapatkan nilia sudut deviasi yang samma antara teori dan praktek yaitu 40. Dan pad apercobaan ynagketiga kami mendapatkan nilai yang sama pula untuk sudut deviasi prkatek dan teori yaitu 45.
Pada percobaan ini terdapat perbedaan nilai sudut deviasi antara praktek dan teori. Hal ini dapat terjadi dikarenakan :
a.      Kurang tepatnya peletakkan jarum pentul pada saat pengamatan dilakukan.
b.      Penggambaran sinar bias/sinar datang serta perpanjangannya yang kurang tepat atau benar-benar lurus.
Kesimpulan
a.      Prisma adalah benda bening (transparan) terbuat dari gelas yang dibatasi oleh dua bidang permukaan yang membentuk sudut tertentu yang berfungsi menguraikan (sebagai pembias) sinar yang mengenainya.
b.      Indeks bias prima dapat dirumuskan :
N=
c.       Sudut deiasi minimum terjadi jika sinar yang mealui prisma terjadi secara simetris dengan perpanjangan sinar yang masuk dan keluar prisma akan diperoleh perpotongan dan dsebut sudut deviasi.
d.      D=sudut deviasi berharga minimum jika suudt datang pertama (I1) sam
e.      dengan sudut bias kedua (r2).










Pertanyaan dan tugas
1.      Dari data yang diperoleh bandingkan besar sudut deviasi antara hasil pengukuran dengan harga sudut deviasi menggunakan rumus.
2.      Dari kegiatan yang telah dilakukan, dengan sudut deviasi minimum berpakah akan terjadi deviasi minimum
3.      Berdasarkan besarnya sudut deviasi minimum yang diperoleh, hitunglah indeks bias prisma yang digunakan pada percobaan ini
4.      Apakah yang menantukan besarnya sudut deviasi dari suatu prisma
5.      Buatlah kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan
Jawab
1.      Perbandingan sudut deviasi (d) hasil pengukuran dengan menggunakan rumus.
Sudut deviasi hasil  pengukuran I (d)=460
Sudat deviasi dengan rumus
d=2(520)-600
d=1040 – 600
d=440

sudut deviasi hasil pengukuran II d=400
sudut deviasi dengan rumus
d=2(500)-600
d=1000-600
d=400

sudut deviasi hasil pengukuran III d=450
sudut deviasi dengan rumus
d=(500+550)-600
d=1050 - 600
d=450

2.      Sudut deviasi minimum akan terjadi apabila sinar datang dari sudut sinar bias adalah sama. Dalam praktikum yang dilakukan kami tidak mendapatkan nilai I1 dan R2 yang sama, namun ada yang mendekati yaitu pada percobaan 1 diperoleh I1=520 dan R2=500. Hal ini hampir terjadi sudut deviasi minimum.

3.         




4.      Sudut deviasi dari suatu prisma bergantung pada besar sudut i1 dan r2, apabila i1 dan r2 diubah maka berubah pula sudut deviasinya. Sudut deviasi terjadi ketika i1=r2, berarti sudut datang pada permukaan pertama =sudut bias pada permukaan kedua.

5.      * Prisma merupakan benda bening (transparant) yang terbuat dari bahan gelas yang dibatasi oleh 2 bidang permukaan yang membentuk sudut tertentu.



Laporan Praktikum
Alat-Alat Ukur
“Pembiasan Pada Prisma”
Disusun Oleh :
1.      Lika anggraini (A1C315013)
2.      Nadya rezita nurulhuda (A1C315015)
3.      Yuniarta (A1C315026)

Asisten Dosen :

1.      Ika Saputri ( A1C315013)
2.      Sari Malinda (A1C315033)


Program Studi Pendidkan Fisika
Jurusan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Jambi
2015




JUDUL : PEMBIASAN PADA PRISMA
BAB I
1.1  Latar Belakang
fenomena alam ini hanya mucul sehabis hujan. Begitu indah sehingga banyka memberi inspirasi, tapi dari kaca mata sains pelangi hanya sederhana merupakan fisiksa optik semata.
Kunci terjadinay pelangi adalah pembiasan cahaya. Ketika dibiaskan, cahaya akan berubah arah. Biasanya pembelokkan ini terjadi jika cahaya pindah dari medium satu ke medium yang lain, hal ini terjadi karena cahaya bergerak dengan kecepatan ynag berbeda dengan medium yang berlainan. Begitu memasuki prisma kaca, cahaya akan dibelokkan, begitu pula jika keluar dari prisma kaca.
Selain membiaskna cahaya, prisma memisahkan cahaya putih menjadi komponen warnanya. Warna cahaya yang berlainan ini berbeda frekuensinya, sehingga memiliki kecepatan tempuh berbeda ketika memasuki suatu zat. Cahaya yang kecepatannya rendah di dallam kaca akan dibelokkan lebih tajam ketika pindah dari udara ke kaca, karena perbedaan kecepatannya berlainan. Tak mengherankan jika komponen yang membentuk cahaya putih dipisahkan berdasarkan frekuensinya ketika melewati kaca. Pada prisma cahaya akan dibelokkan dua kai ketika masuk dan keluar sehingga penyebaran cahaya terjadi.

1.2  Tujuan
setelah melakukan kegiatan ini, mahasiswa dapat :
a.      menelaskan prinsip terjadinya pembiasan pada prisma.
b.      menghitung/menentukan indeks bias prisma.
c.       menjelaskan terjadinya dudut deviasi minimum pada prisma.
BAB II
2.1 Alat Dan Bahan
a.      prisma
b.      jarum pentul
c.       busur derajat
d.      mistar
e.      kertas HVS
f.        karton tebal

2.2 Prosedur Kerja
a.      Diletakkan HVS di atas meja
b.      Selanjutnya diletakkan pada prisma diatas kertas tersebut kemudian plotlah.
c.       Ditancapkan jarum pentul P1, dan  P2 di salah satu sisi prisma.
d.      Diintailah jarum P1, dan  P2 tersebut dari sisi prisma yang lain, kemudian ditanjapkan jarum pentul P2, dan  P4 sedemikian rupa sehingga bayangan P1, dan  P2 menjadi segaris.
e.      Perlahan-lahan diangkatlah prisma tadi dan dihubungkan titik-titik tancap jarum pentul tersebut.
f.        Dicabut jarum-jarum dan dilengkapi garis garis tersebut.
g.      Kemudian diukur dan diamati sudut-sudut yang terbentuk.
h.      Diulangi langkah-langkah tadi untuk percobaan ke-2 dan ke-3 dengan posisi yang berbeda.
BAB III
3.1 Hasil
No
I1
r1
I2
r2
Dteori
Dpraktek
A
Keterangan
1
52
38
21
50
44
46
60
D=2I1-A
2
50
30
30
45
40
40
60
D=2I1-A
3
50
30
35
55
45
45
60
D=2I1-A

3.2 Pembahasan
Prisma adalah benda bening (transparan) terbuat dari gelas yang dibatasi oleh dua bidang permukaan yang membentuk sudut tertentu yang berfungsi menguraikan (sebagai pembias) sinar yang mengenainya. Permukaan ini disebut bidang pembias dan sudut yang dibentuk oleh kedua bidang pembias disebut sudet pembias. Cahaya yang melalui prisma akan megalamai dua kali pembiasan, yaitu saat memasuki prisma dan meninggalkan prisma. Jika sinar datang mula-mula dan sinar bias akhir diperpanjang, maka keduanya akan berpotongan di suatu titik dan membentuk sudut yang disebut sudut deviasi(foster.2002:70).
Sebelum melakukan percobaan, kami menyiapkan latdan bahan yang akan digunakan, selnajutnay kami melakukan percobaan sesuia prosedur kerja . percobaan ini kami lakukan sebnayak 3 kai dengan megubah posisi arah datangnya sinar.
Untuk menentukan nilai sudut deviasi dapat dirumuskan :
D=2I1-A   atau   D=2I1+r2-A
Pada percobaan pertama kami mendapatkan nilai sudut deviasi yang berbeda antara praktek dan secara teori yakni teori=44 dan praktek=46. Pada percobaan yang kedua kami mendapatkan nilia sudut deviasi yang samma antara teori dan praktek yaitu 40. Dan pad apercobaan ynagketiga kami mendapatkan nilai yang sama pula untuk sudut deviasi prkatek dan teori yaitu 45.
Pada percobaan ini terdapat perbedaan nilai sudut deviasi antara praktek dan teori. Hal ini dapat terjadi dikarenakan :
a.      Kurang tepatnya peletakkan jarum pentul pada saat pengamatan dilakukan.
b.      Penggambaran sinar bias/sinar datang serta perpanjangannya yang kurang tepat atau benar-benar lurus.
Kesimpulan
a.      Prisma adalah benda bening (transparan) terbuat dari gelas yang dibatasi oleh dua bidang permukaan yang membentuk sudut tertentu yang berfungsi menguraikan (sebagai pembias) sinar yang mengenainya.
b.      Indeks bias prima dapat dirumuskan :
N=

c.       Sudut deiasi minimum terjadi jika sinar yang mealui prisma terjadi secara simetris dengan perpanjangan sinar yang masuk dan keluar prisma akan diperoleh perpotongan dan dsebut sudut deviasi.
d.      D=sudut deviasi berharga minimum jika suudt datang pertama (I1) sam
e.      dengan sudut bias kedua (r2).










Pertanyaan dan tugas
1.      Dari data yang diperoleh bandingkan besar sudut deviasi antara hasil pengukuran dengan harga sudut deviasi menggunakan rumus.
2.      Dari kegiatan yang telah dilakukan, dengan sudut deviasi minimum berpakah akan terjadi deviasi minimum
3.      Berdasarkan besarnya sudut deviasi minimum yang diperoleh, hitunglah indeks bias prisma yang digunakan pada percobaan ini
4.      Apakah yang menantukan besarnya sudut deviasi dari suatu prisma
5.      Buatlah kesimpulan dari kegiatan yang telah dilakukan
Jawab
1.      Perbandingan sudut deviasi (d) hasil pengukuran dengan menggunakan rumus.
Sudut deviasi hasil  pengukuran I (d)=460
Sudat deviasi dengan rumus
d=2(520)-600
d=1040 – 600
d=440

sudut deviasi hasil pengukuran II d=400
sudut deviasi dengan rumus
d=2(500)-600
d=1000-600
d=400

sudut deviasi hasil pengukuran III d=450
sudut deviasi dengan rumus
d=(500+550)-600
d=1050 - 600
d=450

2.      Sudut deviasi minimum akan terjadi apabila sinar datang dari sudut sinar bias adalah sama. Dalam praktikum yang dilakukan kami tidak mendapatkan nilai I1 dan R2 yang sama, namun ada yang mendekati yaitu pada percobaan 1 diperoleh I1=520 dan R2=500. Hal ini hampir terjadi sudut deviasi minimum.

3.         







4.      Sudut deviasi dari suatu prisma bergantung pada besar sudut i1 dan r2, apabila i1 dan r2 diubah maka berubah pula sudut deviasinya. Sudut deviasi terjadi ketika i1=r2, berarti sudut datang pada permukaan pertama =sudut bias pada permukaan kedua.

5.      * Prisma merupakan benda bening (transparant) yang terbuat dari bahan gelas yang dibatasi oleh 2 bidang permukaan yang membentuk sudut tertentu.

·         Sudut deviasi minimum terjadi jika sinar melalui prisma secara simetris, dengan persamaan:
·         Sudut deviasi minimum terjadi jika sinar melalui prisma secara simetris, dengan persamaan: 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar